Hii Merinding!! Kisah Nyata menakutkan Seorang tergila-gila Jatuh Cinta pada Arwah Penasaran - Cinta memang buta. Hingga tidak paham bila pasangan yang diajaknya bercinta itu ialah arwah yang mati ingin tahu. Narasi ini dihadapi seseorang pemuda yang tinggal di Klaten, ia melakukan percintaan dengan seseorang gadis yang bertahi lalat di pipi kiri.

Gadis yang saat ini ada pada bayangannya itu mengakui bernama Riana, tinggal tidak jauh dari rumah Deny yang baru. Narasi ini sendiri dihadapi saat Deny bersama dengan keluarganya geser ke rumah yang baru, jaraknya seputar 25 km dari arah Klaten.
Sebab ada pekerjaan baru dalam suatu kecamatan, keluarga besar mereka sangat terpaksa geser dalam suatu desa yang cukuplah terpencil. Sebelumnya Deny terasa kesepian, tidak ada rekan yang dapat dibawa terlibat perbincangan. Di lingkungan barunya ia masih tetap terasa asing.
Sampai satu malam pada saat hadir dari kota, Deny lihat seseorang gadis yang nampaknya kemalaman. Ia berdiri sendirian di tepi jalan, tidak jauh dari desanya. Sesudah dipapas dengan sepeda motor yang dikendarainya, gadis itu mengakui datang dari desa yang sama juga dengan Deny.
Sebab tidak keberatan pulang bersama, mereka berdua pada akhirnya berboncengan. Selama perjalanan kedua-duanya sama-sama menanyakan mengenai asal-usul semasing, terpenting alamat serta tempat tinggalnya. Akan tetapi, Riana tidak demikian jelas memberi alamat tempat tinggalnya, ia katakan tidak jauh dari rumah Deny.
Pada saat kedua-duanya berpisah dalam suatu gang yang tidak berapa lebar, dalam batin Deny kagum pada kecantikan Riana. Ditambah lagi, sesudah di teliti dengan cermat, ia justru terkesima melihat tahi lalat kecil menempati di pipi kirinya. “Ah, benar-benar mengagumkan manisnya gadis licah ini,” fikir Deny.
Diam-diam dalam hati Deny menanam keinginan cintanya pada Riana. Ia betul-betul sudah jatuh hati ! Sampai satu malam kedua-duanya berjumpa lagi dalam suatu poskampling. Peluang itu tidak sedikitpun diluangkan Deny agar bisa membuka isi hati Riana. Sampai satu pembicaraan susah diakui melaju dari bibir Riana.
Narasi Mistik Jatuh Cinta Pada Arwah Penasaran
“Aku semenjak berjumpa sebetulnya ingin menyampaikan jika telah kenal semenjak mas Deny hadir ke desa ini. Hanya saya tidak berani saja untuk mendekati mas,” katanya dengan manja. Pembicaraan itu sebetulnya membuat Deny bingung, sebab terasa tidak pernah kenal Riana. Tetapi bagaimana ia dapat mengenalnya terlebih dulu?
“Ah, biarin saja. Mungkin ia telah lama mengidolakan saya,” batin Deny menjadi ‘gede rumangsa’. Tidak berasa malam makin larut, Riana cepat-cepat minta untuk diantar pulang. Deny sendiri menjadi kebingungan karena tidak pernah diberitahu alamat tempat tinggalnya. Riana tetap katakan dekat rumah Deny. Tetapi samping manakah ?
“Itu lho yang dekat dengan rumah samping mas. Intinya di sekitar situ. Kelak mas nganternya sampai rumah samping saja ya,” tutur Riana.
Tetapi Maya cuma tersenyum saja lihat saya kebingungan dengan tingkahnya ini hari, serta yang lebih memusingkan lagi saat saya sadar nyatanya sampai kini saya tidak pernah tau dimana Maya tinggal. Yang saya tau Maya tinggal 100 mtr. dari sekolahku, tidak tahu kenapa bila saya menanyakan serta ingin ke tempat tinggalnya, Maya tetap menampik serta langsung mengubah perbincangan. Jika telah demikian saya hanya dapat diam serta tidak dapat berkata apa-apa lagi.
Satu hari pamanku hadir serta sejak itu saya tau siapa Maya sebetulnya. Pagi itu paman hadir dengan membawa satu barang yang tidak tahu kami sekeluarga tidak tahu apakah tujuan semuanya. Tidak berapakah lama paman berbincang-bincang dengan bapak serta ibu di teras depan. Tidak tahu apakah yang dibicarakan serta saya mungkin tidak sangat mengambil pusing, sampai tidak diduga saya di panggil bik Sumi, tuturnya saya di panggil bapak serta ibuku.
Sesudah saya mendekat, tidak tahu bagaimana tidak diduga saya lihat ibu tengah menangis serta bapak tampak pucat sekali, saat itu saya ikut lihat paman memandangku dengan pandangan yang tajam sekali. Semuanya membuat saya makin bingung saja serta saat saya menanyakan apakah yang berlangsung, malah ibu makin menangis serta menangis, membuat saya makin tidak memahami. Sampai pamanku pada akhirnya menyampaikan suatu yang di luar masuk di akal sehat, “Ron, apa kamu belakangan ini rasakan perihal yang aneh serta menyeramkan ?” di tanya semacam itu saya semakin bingung.
“Paman menanyakan apakah? Tidak, saya belum pernah rasakan apakah yang paman katakana barusan ?” saya lihat paman dikit pucat serta tidak tahu kenapa tidak diduga paman membaca satu ayat Al-Quran yang tidak tahu surat apakah, semuanya membuat saya menjadi bertanya-tanya. Sesudah tuntas paman berkata “Ron, apakah kamu kenal dengan gadis yang bernama Maya ?” tersentak saya dibuatnya, kenapa paman kenal dengan Maya serta bagaima paman mengenalnya. Mungkin paman tau apakah yang saya pikirkan, serta langsung menuturkan kenapa paman kenal dengan maya.
Nyatanya Maya ialah anak dari pembantu paman yang wafat 8 tahun waktu lalu sebab bunuh diri dengan menggantung dianya di pohon mangga di muka rumahku. Seperti disambar petir saya menampik mengaku, mungkin Maya yang paman tujuan bukan Maya yang saya sayangi sampai kini. Tetapi sesudah paman mengatakan ciri-cirinya, jadi baru saya yakin, memang Maya itu yang sudah lama saya sayangi serta jadi pacarku sampai kini.
Lalu paman memberi saya satu tulisan Arab yang tidak tahu apakah tujuannya serta berarti, tetapi sebab ibu yang memerintah saya menerimanya jadi saya terima. Tidak tahu kenapa saya menjadi takut untuk berjumpa Maya lagi, serta saya baru sadar dengan tingkah aneh yang dikerjakan Maya tempo hari malam.
Sejak saya menaruh kertas pemberian paman, Maya tidak sempat hadir serta saya ikut tidak sempat memandangnya lagi, tidak tahu ia telah menghilang atau takut, sampai satu hari saya terima sepucuk surat dengan tidak dibarengi nama pada amplopnya.
Sesudah membaca surat dari maya itu saya tidak sadarkan diri, tidak tahu saya mesti bagaimana apa saya mesti susah atau senang… saya tidak tahu…