Subhanallah! Inilah Wujud Allah Menurut Sembilan Wali Islam Yang Wajib Anda Ketahui - Makrifatullah menjadi pengenalan paling tinggi kawulo/hamba pada gusti sudah dihadapi oleh beberapa wali penebar agama Islam di Nusantara. Mereka merupakan suri tauladan perolehan pendakian spiritual buat kita, pencari jalan Ilahi. Apakah serta bagaimana makrifat dari beberapa wali serta bagaimana bentuk Tuhan yang sebetulnya?
Makrifat merupakan suatu kondisi mental serta keadaan kejiwaan yang dihadapi oleh siapa saja yang inginkan ada pertemuan dengan Tuhan Semesta Alam. Salah satunya peristiwa makrifat yang sangat fantastis dalam histori beberapa nabi merupakan apakah yang dihadapi Nabi Musa As waktu ekstase/ fana/jatuh terpuruk di bukit Sinai waktu “menatap” wajah-Nya sesudah gunung yang berada di depannya hancur karena tidak mampu dihuni pancaran cahaya-Nya.
Makrifat dapat dicapai dengan perjuangan serta laris yang berat.Dalam khasanah tasawuf, kita akan diajari bagaimana laris yang berat itu mesti digerakkan untuk singkirkan serta menerobos hijab menuju langit. Hijab merupakan gorden selubung penutup batin kita hingga kita tidak dapat meraih wujud-Nya.
- Hijab didalam daftar golongan sufi dapat digolongkan jadi sepuluh besar. Hijab ini datang dari empat unsur, yakni unsur jiwa, dunia, udara nafsu, serta setan:
- Hijab ta’thil, yakni menghapus asma’ serta karakter Allah.
- Hijab berbentuk kemusyrikan, yakni manembah pada tidak hanya Allah.
- Hijab bid’ah qauliyah yang tidak ada pijakannya dalam agama).
- Hijab bid’ah ‘amaliah atau perbuatan yang menyelimpang dari kebenaran iman serta ikhsan
- Hijab batiniyah: takabur, ujub, riya, hasad, bangga diri, sombong serta iri dengki dan sebagainya.
- Hijab lahiriyah: Perbuatan Beribadah yang tidak diniatkan untuk ketemu dengan-Nya.
- Hijab dosa kecil. Lakukan perbuatan dosa-dosa kecil akan tetapi banyak.
- Hijab mubah. Lakukan perbuatan mubah akan tetapi tidak dipandang seperti suatu dosa.
- Hijab lupa dari misi penciptaan serta iradat Allah.
- Hijab penempuh jalan spiritual yang bersusah-payah, tapi akan tetapi tidaklah sampai arah.
“Sekali-kali tidak, sebenarnya mereka di hari itu benar-bena tehijab dari (lihat) Rabb mereka. Lalu, sebenarnya mereka betul-betul masuk neraka” (Al-Muthaffifin: 15-16)
Sesudah semua hijab terbuka serta seorang pejalan spiritual telah tiba ke langit ke-7 didalam diri sebenarnya, karena itu seorang akan kebingungan serta ada di alam “suwung”/ ora ono opo-opo. Semua pendamping sekarang sudah meninggalkannya termasuk juga diri, malaikat serta beberapa rasul. Dia lalu diarahkan oleh Tuhan sendiri untuk ketemu dengan Dzat-Nya.
Apakah yang berlangsung setelah kita bermakrifatullah? Tidak ada kata yang dapat menuturkan kondisi serta keadaan fana itu. Akan tetapi, kita dapat memperoleh keterangan dari beberapa wali waktu alami fana itu. Bagaimana bentuk Allah SWT?
- Sunan Kalijaga: “Allah itu merupakan semisal mainkan wayang.”
- Syekh Majagung: “Allah itu bukan dari sana atau disana, tapi ini.”
- Syekh Maghribi: “Allah itu mencakup semua hal.”
- Syekh Bentong: “Allah itu itu bukan dari sana sini, ya berikut.”
- Sunan Bonang: , “Allah itu tidak berwarna, tidak berbentuk, tidak berarah, tidak berada, tidak berbahasa, tidak bersuara, harus ada, tidak mungkin tidak ada.”
- Sunan Kudus: “Jangan senang terlanjur bhs menurut saran hamba mengenai Allah itu tidak bersekutu dengan sesama.”
- Sunan Giri memiliki pendapat, “Allah itu merupakan jauhnya tanpa batas, dekatnya tanpa rabaan.”
- Syekh Siti Jenar: “Allah itu merupakan keadaanku. Sebenarnya saya berikut haq Allah juga tidak ada bentuk dua, kelak Allah saat ini Allah, masih dzahir batin Allah”
- Sunan Gunung Jati: “Allah itu merupakan yang berwujud haq”