Inilah Cara Mudah Dan Sederhana Merawat Benda Pusaka Keris, Tombak, Agar Pusaka Tetap Sakti Mandraguna - Oleh karenanya tidak pada tempatnya bila kita sembah seperti kita menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Keris Pusaka biasanya dibikin oleh Empu dalam kondisi suci lahir-batin serta dalam kondisi dekat dengan Hyang Kuasa. Karena itu telah sepantasnya keris kita perlakukan dengan hormat menjadi sinyal hormat kita pada sang Empu barusan. Dengan bijak, kita seyogyanya tidak mengejek pada keris sekalinya kita tidak suka pada keris. Cukup bila keris kita taruh ditempat yang terhormat, yang suci, serta dihormati menjadi benda yang diberkati oleh Hyang Kuasa. Keris butuh dirawat menjadi seperti benda budaya yang berkualitas tinggi.
Menurut rutinitas kuno, tiap-tiap pemilik tosan aji pada setiap malam Jumat serta Selasa Kliwon membakar kemenyan/dupa didekat penyimpanan tosan aji, tidak hanya menyediakan bunga-bungaan. Semua bunga serta bakaran dupa itu diberikan sore hari serta baru diundurkan pagi harinya.
Ada mantra-mantra spesial yang menemani penyajian dupa serta rupa-rupa bunga yang akan kita kerjakan. Menjadi pengagum keris pemula seperti saya serta kawan-kawan yang budiman, pasti menanyakan ; Apakah yang perlu kita katakan disaat-saat yang kita kira sakral itu berjalan ? Apa cuma diam saja lantas membakar dupa serta dilewatkan sampai dupa itu habis terbakar ? … Oooo… nyatanya tidak….!!!
Untuk menjawab bagaimana tata cara yang lebih afdol dengan kondisi sakral itu, di bawah ini Kami berikan beberapa mantra yang dapat diambil salah satunya, sama dengan kepercayaan serta hati nurani kita. Manakah yang lebih “sreg” di hati, silakan anda mengambilnya. Semua serba gratis jika bersahabat dengan Kami. Jika kamu tidak bersahabat yaaa…. Ke laut saja deeh…!!!
Tersebut beberapa mantra yang bisa kita pikirkan ssb :
Mantra-mantra ini umumnya dibaca waktu membakar dupa/kemenyan sesudah menyediakan bunga telon di dekat area untuk menyimpan keris / tosan aji. Bunga telon terbagi dalam : bunga mawar, kenanga, kantil serta melati. Acara ini umumnya dikerjakan waktu mendekati maghrib pada Kamis Wage ( Malam Jum’at Kliwon ) serta/atau Senen Wage ( malam Selasa Kliwon/ Anggara Kasih ).
OLEH : B.R.Ay. SURYODININGRAT ( VERSI JAWA )
-Khanjeng Kyai….. ( ucap nama keris /kodham kerisnya )
Dipun caosi dhahar ganda arum sekar arum,
Mugi Gusti Allah paringana pangapunten, wilujeng sak brayat kula,
angsala kabegjan, kamulyan, kaluhuran, kabingahan, kasembadan,
Paringana sandhang kalawan pangan, rezeki ingkang agung,
Angsala margi ingkang mudah,
Ingkang seru dipunwelehna, ingkang sumedya awon sampun ngantos tumama,
Sageda sembada kuncara….
MANTRA PENINGGALAN EYANG MEDARSIH - YANG LEBIH ISLAMI
Sebelum membakar dupa, kerjakan pembacaan :
-Al Fatikah 3 x - Al Ikhlas 3 x - Surat Al-An’am ayat 103 : 7 x
( surat Al-An’am 103 berbunyi : La tudrikuhul adsoru, wahuwa yu drikul absoro, wahuwa latiful khobir )
- berarti : Pandangan manusia tidak dapat lihat Allah, tapi Tuhan lihat/tahu semua pandangan (manusia), Maha Halus serta Maha Siaga ( Tuhan itu ) .
-Lalu diteruskan iringan bacaan mantra seperti berikut :
“Bismilahirohman nirrokhim. Sallalahu Alai Salam :
Gusti Allah nyuwun tumurunipun Aji Ratuning Wesi Pulasani,
Ajiku Rati wesi Pulasani dak jaluk gawemu,
Reksanen tubuh saliraku lan keluargaku kabeh salawase,
Kabeh umate Allah kang nedya ala kang kawruhan lan kang ora kawruhan, kang nedya namakake pitenah utawa piala utawagegaman sarupane apakah bae, BALEKNA, saja nganti gepokan karo saya lan sakeluwargaku.
Saka kersane Allah sira kang dikersakake mbalekake.
Slamet… slamet… slamet salawase.
Qun Fayakun saka kersane Allah Pangeran sesembahanku. – Sallalahu Alai Salam. “
MANTRA BAHASA KAWI ( VERSI JAWA KUNO )
“Om awignam wastu, hanata sara inarcana,
Ulun yun miminta inggita,
De ina nugraha ri adika. Om, om, om. “ - ( mantra dibaca 3 x lantas dupa yang telah menyala di taruh ditempatnya )
Berarti : “ Ya Tuhan, jauhkan dari semua rintangan. Tuhan kami Maha Kuasa yang kami sembah, Minta isyarat anugerah dari-Mu yang semakin besar serta lebih kuat. Tuhanku. “
MANTRA VERSI KEJAWEN
“ Sallalahu alaisalam.
Sang lok putih, sang dhel putih, sang ter putih, sang puter putih, sang gumeter putih, sang tes putih, sang les putih. Sang perasaan kang mertapa jroning pusaka, lah padha sira metua.
Iki sekul putih ganda arum minangka tandha asihku,
Dak jaluk gawemu, ewang-ewangana njaga keslametanku sakaluwargaku kabeh ana ngendi bae.
Saka kersane Allah sira kadhawuhan padha mbiyantu uripku.
Ya Hu Ya Hu Ya Hu. “
( untuk kepentingan spesifik, dalam kata “Dak jaluk gawemu : …. -bisa berisi kepentingan yang diharapkan oleh si pemilik pusaka “ )